Bismillahirohmanirahim,
وَأَن تَصُومُوا خَيْرُُ لَّكُمْ إِن
كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Saudaraku yang budiman dan ana cintai karena Alloh Aza
Wajal, Semoga di ahkir bulan sya’ban ini kita disampaikan beberapa hari lagi
menuju bulan yang penuh berkah, yang denganya Allohu aza Wajal menghendaki
kebaikan pada kaum muslimin untuk dikaruniai berlimpah berkah dan
keutamaan-keutamaan dibulan tersebut
Saudaraku yang budiman, pada tulisan kali ini kita akan
mengkonsentrasikan hati ini untuk merenung sejenak sambil memuja-muji Allohu
Aza Wajal dengan ringanya ucapan lisan dan beratnya timbangan kalimat thoyibah(
kalimat yang diajarkan Alloh) untuk memersiapkan diri ini menuju hakikat yang
akan dicapai pada bulan Ramadhan yang penuh berkah tersebut, yang tidak setiap
diri dikehendaki bertemu dengan bulan yang berkah ini, yang tak setiap diri
bisa memahami hakikat dari bulan yang kita bahas ini, dan yang tak setiap diri
merasa gembira dan merindukan bulan yang berkah ini, betapa benar sesungguhnya
barang siapa yang disesatkan Alloh tiada yang bisa memahamkan apa arti
keberkahan dalam bulan yang mulia ini, dan barokallohufiekum Alloh menghendaki
kepada hamba yang merindukanya sebagai suatu kenikmatan yang tak bisa dirasakan
oleh hati-hati para pecinta kedunyaan atau hati- hati yang lalai untuk merenung
menghitung diri, atau mungkin hati-hati yang dirundung kesibukan dan kegalauan
karena kecintaan selain Allohu aza Wajal.
Allohu Aza Wajal Memberi peringatan yang peringatan itu
hanya bermanfaat hanya bagi kaum mukminin dan inilah kita sedang mengingatnya:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ
لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan (Qs.Al Hasyr 18)
Dimana perenungan dan perhatian ini tiada bermanfaat kecuali
memperhatikan sebaik baik bekal yaitu keyakinan dan amal shalih yang semua
berdasar pada ketaatan kepada-Nya dan Itiba’ Kepada RosulNya, Sebagaimana
Firman-Nya:
وَتَزَوَّدُوا
فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
وَاتَّقُونِي يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa
dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. Albaqarah 197
Saudaraku yang budiman,
Hendaklah setiap diri merenung, dan hendaklah setiap diri
menghisab, hendaklah setiap diri menimbang serta meneliti dengan kesadaran yang
penuh , meneliti dengan kekhusyukan yang tak ada campur aduk dengan riuhnya
gejolak jiwa karena terpaku kepada dunia yang sering menipu setiap mahkluk.
akan tetapi kekusyukan yang kami maksud ini begitu gamblang bak melihat dengan
penglihatan disiang bolong dengan penglihatan bashiroh bahwa Allohu aza wajal
sedang mengawasi dari setiap gemuruh hati kita, dari setiap gerak lisan kita,
dan dari setiap tingkah anasir tubuh kita.
Hati kita mememdam berbagai gejolak, lisan kita mengkekang
dari berbagai teriak dan tubuh kita berlahan tenang dari berbagai gerak, yang
kesemuanya itu karena ketaatan dan fahamnya diri ini akan kekurangan dan
bangkrutnya modal untuk bekal menuju kubur kita, yang disana kita hanya
berteman kain putih yang akan rusak, disana yang hanya akan tinggal
dipembaringan berukuran sempit menghimpit, semua berbaring kaku tiada daya
sedikitpun yang bisa menghantarkan kepada Rumah megah duniamu, Tiada daya
sedikitpun untuk menghantarkan pada Mobil mewah tungganganmu, apa lagi kepada
tempat tidur empukmu. Semua akan sempitkan sebagaimana amalnya dan semua akan
diluaskan sebagaimana amalnya.
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
Sampai kamu masuk ke dalam kubur,
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatanmu itu),
dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui,
Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan
yang yakin (Qs. Attakaasur 1-5)
Saudaraku yang budiman,
Marilah kita menghitung dan terus menghitung sembari
menegaskan pada jiwa dan jasmanimu untuk memahami bahwa sesungguhnya Alloh
selalu mengawasi dari gerak setiap diri. maka inilah yang dijelaskan oleh para
pendahulumu ( Salaf ) dengan perkataan “Muhasabah” dan Perkataan “Muroqobah”
yang keduanya merupakan perwujudan dari pertanyaan Jibril tentang “Ihksan” yang
tak sembarang insan bisa terkiaskan dengan pemahamanya kecuali dengan
penjelasanya yang terang dari Tauladan tercinta dengan sabdanya :
قال : فأخبرني عن قال
” أن تعبد الله كأنك
تراه , فإن لم تكن
تراه فإنه يراك “
Beritahukan kepadaku tentang Ihsan” Rasulullah
menjawab,”Engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika
engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu”
Semoga Allohu Aza Wajal menjadikan kita semua hamba yang
senantiasa Muhasabah Diri dan Muroqobah disetiap perjalanan musafir dunia ini,
sehingga ketakwaan akan kita capai
dengan pertolongan dari-Nya dan hakikat kebahagian kan dirasakan para pelaku
ibadah dibulan ramadhan kali ini, Sbagaimana Firmanya :
فَمَنِ
اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ
“Maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan,
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”
(Al-A’raf: 35)
Ingin dapatkan pelbagai produk hasil teknologi UPM
BalasPadamhttps://sciencepark.upm.edu.my/upm_products-3525